Mayoritas anggota DPRD Palopo menyutujui rencana Pemerintah Kota Palopo yang akan membangun menara payung sebagai ikon baru Kota Palopo, namun dengan catatan pembangunan itu tidak menggerogoti Anggaran Pendapatan dan Belanja Daeraqh (APBD) Kota Palopo.
Catatan itu ditorehkan DPRD Palopo karena mengingat anggaran pembangunan Menara Payung ini punya catatan kelam, yaitu Pemkot pernah mengalokasikan anggaran sebesar Rp42 miliar dalam APBD 2016 untuk pembangunan Menara Palopo. Namun dicabut kembali pada anggaran APBD Perubahan 2016 karena sumber pendapatannya tidak sesuai prediksi.
Sementara itu Wali Kota Palopo HM Judas Amir dalam sambutan mengatakan rencana pembangunan Menara Payung itu bertujuan sebagai prasarana kota budaya dan pariwisata. Nantinya menjadi ikon Palopo sekaligus destinasi wisata yang menjadi daya tarik orang dari luar untuk datang berkunjung ke Kota Palopo. Dimana hal itu akan menjadi salah satu sumber penghasilan asli daerah.
“Manfaat Menara ini sangat besar. Ini mungkin tidak langsung dirasakan manfaatnya dalam jangka pendek. Tapi manfaatnya baru akan terasa sekali pada tahun tahun mendatang. Jadi saya berarap ekspose ini, menjadi persetujuan dulu atas program ini. Apakah nantinya jadi dibangun atau tidak, itu soal lain. Tergantung ketersediaan dan kesiapan anggaran,” kata Judas.
Judas juga menyampaikan kehadiran dirinya pada ekapose tersebut hanya menfasilitasi investor untuk sosialisasi di DPRD. Kalau ada kesepakatan bersama, maka rencana kerjasama ini akan di lanjutkan ke tahap berikutnya. Terkait teknis kerjasama, juga akan dibahas dikemudian hari.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Palopo Renaldy, pada kesempatan itu menyampaikan rencana pembangunan Menara Palopo akan dikerjasamakan dengan investor yakni PT Multi Tunjang Sukses menggandeng perusahaan konsultan PT Atelier 6 Arsitek, Presiden Direkturnya, Ir Ruchjat Tjakrawiralaksana IAI langsung hadir melakukan ekspose.
“Kenapa dikerjasamakan dengan investor. Dulu ada anggarannya Rp42 miliar dalam APBD pokok 2016. Namun dihapus pada APBD perubahan tahun yang sama karena sumber pendapatan tidak sesuai dengan proyeksi. Karena itulah, kita cari investor dengan harapan pembangunan menara menggunakan dana swasta,” terang Renaldy yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Persandian dan Statistik (DPS) Kota Palopo.
Sebelumnya, konsultan perencana mempresentasekan bangunan Menara Palopo dibangun di kawasan Luwu Plaza dengan tinggi 99 meter dengan jumlah 19 lantai. Atapnya didesain berbentuk payung. Berada di atas lahan seluas 19.713 meter persegi. Luas lantai dasar sampai lantai 9 yakni 6.000 meter persegi.
Peruntukan lantai dasar untuk museum, lantai untuk perpustakaan. Kemudian ada lantai untuk restoran, kolam renang, entertainment, sedang lantai atas untuk room view (tempat untuk melihat Kota Palopo dari ketinggian. Pihak investor mempresentasekan tiga macam site plan. Yang pertama, letak menara di tengah lebih dominan taman. Kedua, lebih banyak taman dan bangunan agak pinggir. Sedang siteplan ke-3, desain high bisnis dimana menara terletak agak pinggir dan kemudian ada mall di samping yang dihubungkan jembatan yang berada pada lantai empat menara. Estimasi anggarannya Rp86,7 Miliar.(hdr)