LUWU TIMUR – Penilaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD) merupakan salah satu elemen penting dalam penyusunan Indeks Risiko Bencana (IRB). Selain itu juga menjadi parameter untuk menentukan keberhasilan daerah dalam pengurangan risiko bencana.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lutim, Sofyan Burhan saat membuka Sosialisasi Penilaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD), yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lutim, Senin (20/11/2023).
Sofyan Burhan mengungkapkan, jika melihat data capaian IRB Kabupaaten Luwu Timur tahun 2022, adalah 176,14, sehingga Luwu Timur masih berada pada urutan ke 51 dengan posisi kelas risiko tinggi dari 514 wilayah administrasi setingkat Kabupaten/Kota se-Indonesia, di banding pada tahun 2021 Luwu Timur berada diposisi ke 20 se-Indonesia dengan capaian 195,10 (kelas risiko tinggi).
“Hal ini membuktikan bahwa ada upaya yang dilakukan untuk menurunkan risiko melalui peningkatan IKD. Oleh karena itu, komitmen bersama, peran dan sinergi lintas sektor sangat diperlukan,” imbuhnya.
“Melalui penialain IKD ini, maka diharapkan dapat mengetahui kapasitas daerah sendiri dan mampu menentukan upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menurunkan IRB,” tambah Sofyan.
Untuk mewujudkan capaian target IKD yang telah ditentukan tahun 2023, masih kata Sofyan, terdapat 71 indikator yang masuk kedalam proses penilaian IKD dan terdiri dari 284 pertanyaan yang terangkum dan tersebar di beberapa instansi dan organisasi terkait yang harus dijawab dan dibuktikan dengan dukungan dokumen masing-masing pertanyaan.
“Unsur inilah yang diharapkan untuk bisa saling melengkapi instrumen yang diperlukan guna mendokumentasikan hasil penanganan kebencanaan secara lengkap dan rill. Dan untuk mengukur kapasitas penanggulangan bencana di Daerah Kab. Luwu Timur, maka harus melalui pendekatan penilaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD),” terang Kabid Kabid Pencegahan.
Dalam Sosialisasi yang akan berlangsung selama 3 hari (20-22 November 2023) tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lutim menghadirkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulsel, Jasmani Ghadi selaku Fasilitator Nasional sebagai nara sumber. (*)