Tanah longsor yang terjadi di Dusun Sampuraga, Desa Kasintuwu, Mangkutana, pada Kamis malam (16/1/2025), tidak hanya dipicu oleh hujan deras, tetapi juga diduga akibat pengerjaan proyek pelebaran jalan.
Longsor yang sempat memutus jalur trans Sulawesi ini menghambat lalu lintas kendaraan antara Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tengah (Sulteng) sebelum akhirnya berhasil diatasi pada Jumat sore (17/1/2025).
Kapolsek Mangkutana, AKP Simon Siltu, mengungkapkan bahwa proyek pelebaran bahu jalan di lokasi longsor ikut memengaruhi kestabilan tanah.
“Longsor ini terjadi di lokasi yang memang rawan, apalagi setelah kemiringan bukit terkikis akibat pengerjaan pelebaran jalan. Hujan deras hanya memperparah kondisi,” jelasnya.
Material longsor yang menutupi jalan sepanjang 20 meter dibersihkan dengan alat berat seperti loader dan ekskavator sejak pagi hingga akses kembali normal. Namun, Simon mengingatkan perlunya perhatian khusus terhadap dampak pengerjaan proyek tersebut.
“Proyek pelebaran jalan sangat membantu kelancaran transportasi, tetapi harus ada perencanaan matang untuk mencegah longsor. Setelah alat berat selesai digunakan, risiko bencana bisa meningkat jika tidak ada langkah antisipasi,” tegasnya.
Salah seorang warga, Andi Makkasau mengatakan jalur Trans Sulawesi di Mangkutana merupakan rute strategis bagi kendaraan logistik dan penumpang yang menghubungkan Sulsel dan Sulteng. Dengan kembalinya akses jalan, aktivitas transportasi kini berjalan normal. “Namun, kejadian ini menjadi peringatan bahwa proyek infrastruktur tidak boleh mengabaikan risiko lingkungan,” ujarnya.
Makkasau berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah preventif untuk memastikan keselamatan pengguna jalan, terutama di lokasi yang rawan longsor.