Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Mattemmu La Hoja: Harmoni Doa, Tradisi, dan Identitas Luwu
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
News

Wisuda XXXII Poliwako, Bupati Dorong Lulusan Siap Bersaing dan Berkontribusi

News

Pemkab Luwu Timur Dukung Renovasi Gereja POUK Wasuponda

Ekonomi

BUMD Luwu Timur Perluas Portofolio, Kini Rambah Infrastruktur Maritim

News

Puskesmas Bantilang Hadirkan Pelayanan Kesehatan Bergerak, Dekatkan Dokter ke Masyarakat Terpencil

News

APBD Lutim 2025 Disepakati, Anggaran Kesehatan dan Beasiswa Mahasiswa Naik

News

Kunjungan LPH LPPOM Sulsel, Perkuat Sinergi Tingkatkan Produk Halal di Lutim

News

Pemkab Lutim Dukung Sidang TKPSDA, Bahas Isu Banjir dan Dampak Lingkungan

News

HUT TNI Jadi Momentum Bangun Kesadaran Kebersihan Lingkungan di Wotu

Beranda » Berita » Mattemmu La Hoja: Harmoni Doa, Tradisi, dan Identitas Luwu
Budaya

Mattemmu La Hoja: Harmoni Doa, Tradisi, dan Identitas Luwu

Redaksi
Redaksi 21 Januari 2025
Share
Kegiatan Mattemmu Lahoja merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan Hari Jadi Luwu ke 757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke 79. (Sumber: Dinas Kominfo Palopo)
SHARE

Nuansa sakral menyelimuti SalassaE Istana Kedatuan Luwu, cahaya lampu memantul lembut pada dinding istana, mempertegas aura sakral tradisi yang telah hidup berabad-abad. Pada Senin, 20 Januari 2025, tradisi Mattemmu La Hoja kembali digelar. Acara ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi napas yang terus menghidupkan nilai-nilai luhur masyarakat Luwu.

Daftar Isi
Jejak Sejarah yang HidupDoa untuk Masa DepanSimbol Kebersamaan

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palopo, Magfirani Massa, hadir mewakili Penjabat Wali Kota Palopo, bersama para tokoh adat, agama, dan masyarakat. Malam itu, semua mata tertuju pada sembilan ulama yang bersiap memulai tugas mereka—melantunkan doa-doa suci dalam tradisi Maddoja Roja atau berjaga semalam suntuk.

Jejak Sejarah yang Hidup

Mattemmu La Hoja bukan sekadar pembacaan doa. Tradisi ini memiliki aturan sakral yang diwariskan oleh Datuk Sulaiman kepada Datu Luwu. Selama pembacaan ayat suci Alquran, sembilan ulama yang bertugas tidak diizinkan berbicara kecuali melantunkan ayat-ayat yang telah ditentukan. Jika salah satu melanggar, seluruh rangkaian doa harus diulang dari awal.

Keheningan menyelimuti istana saat doa dimulai. Setiap lantunan ayat menghadirkan getaran spiritual yang mendalam, seolah menghubungkan masa kini dengan sejarah panjang Kedatuan Luwu. Usai pembacaan doa, para ulama melanjutkan dengan salat berjamaah dua rakaat, sebelum menutup ritual dengan tradisi makan manisan bersama.

BACA JUGA:

Sugi PA Palopo Jadi Delegasi Indonesia di Festival Tari Topeng Internasional Korsel

Doa untuk Masa Depan

Tradisi ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menyuarakan harapan untuk masa depan. Mattemmu Lahoja adalah doa kolektif, sebuah pengharapan bagi keselamatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Luwu. “Ini adalah bagian dari identitas kita sebagai orang Luwu,” ujar salah seorang tokoh adat yang hadir malam itu.

Yang Mulia Cenning Luwu, Andi Sitti Huzaimah Opu Dg. Ripajung, bersama Putri Cenning Luwu, Dewan Adat 12, unsur Forkopimda Kota Palopo, serta para tamu undangan lainnya, turut memberikan penghormatan pada tradisi ini. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa warisan budaya ini tetap relevan, bahkan di tengah perubahan zaman.

Simbol Kebersamaan

Ritual Mattemmu La Hoja diakhiri dengan makan manisan bersama, sebuah simbol kebersamaan dan harapan akan kehidupan yang manis di masa depan. Dalam kehangatan malam itu, terlihat bagaimana tradisi mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat, mengingatkan semua orang bahwa di balik perbedaan, ada kebersamaan yang tak ternilai.

Di Istana Kedatuan Luwu, Mattemmu La Hoja tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga cerminan harmoni antara tradisi, agama, dan identitas masyarakat Luwu. Melalui rangkaian kegiatan Hari Jadi Luwu ke 757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke 79 ini, diharapkan budaya dan tradisi Luwu dapat dilestarikan, dan melalui lantunan doa-doa suci dan kehangatan kebersamaan, tradisi ini terus hidup, menjaga jiwanya dari generasi ke generasi.

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

BUMD Luwu Timur Perluas Portofolio, Kini Rambah Infrastruktur Maritim

Komisi II DPRD Lutim Kawal Ketat Distribusi BBM Bersubsidi, Pertamina Diminta Perbaiki Sistem

Pemkab Lutim Umumkan 10 Proyek Strategis, Diawasi KPK untuk Akuntabilitas

Bupati Luwu Timur Serahkan 138 Sertifikat Tanah ke Warga Desa Puncak Indah

Karateka Inkanas Palopo Borong 6 Medali di Piala Panglima TNI 2025

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Penandatanganan PKS PT Aserra dan Pemkab Luwu Timur Ditunda
Next Article Tudang Ade’: Rangkaian Peringatan Hari Jadi Luwu ke-757 dan Perlawanan Rakyat Luwu ke-79
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?