Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Balla-Balla, Penganan Tradisional Luwu yang Mulai Terlupakan
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Ekonomi

Siap-Siap! Besok Ada Pasar Murah di Anjungan Sungai Malili, Tanpa Syarat KTP!

Politik

DPRD Luwu Timur Gelar Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS 2025

Ekonomi

Bupati Luwu Timur Kunjungi UPS Giwangan Yogyakarta, Cari Solusi Krisis Sampah

Pendidikan

Puspawati Apresiasi Film “Sarung Baru untuk Bapak”, Puji Nilai Inspiratifnya

Budaya

Pengukuhan Mincara Malili, Pemerintah Lutim Tegaskan Komitmen Lestarikan Budaya Adat

Ekonomi

Ironi Balambano: Hidup di Sekitar PLTA Raksasa, Warga Masih Gelap Gulita

Ekonomi

Pemkab Lutim dan PT Vale Teken MoU Strategis untuk Dorong Kesejahteraan Daerah

Metro

Pemkab Lutim Serius Wujudkan Bandara Malili, Audiensi ke Kemenhub

Beranda » Berita » Balla-Balla, Penganan Tradisional Luwu yang Mulai Terlupakan
Kuliner

Balla-Balla, Penganan Tradisional Luwu yang Mulai Terlupakan

Redaksi
Redaksi 22 Januari 2025
Share
Panganan Balla-Balla khas Luwu yang kini mulai terlupakan (Foto: Melda)
SHARE

Aroma manis dan gurih dari Balla-Balla menguar di Taman Baca Palopo, Rabu (22/1/2025), saat acara Nostalgia Beppa To Riolo berlangsung. Di tengah perayaan Hari Jadi Luwu ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-79, panganan khas ini kembali diperkenalkan.

Namun, di balik kelezatannya, tersimpan keprihatinan tentang tradisi yang perlahan mulai memudar.

Balla-Balla, kue tradisional berbahan dasar pisang kepok, sagu, dan gula merah, dulunya menjadi hidangan istimewa dalam acara adat dan hari-hari besar masyarakat Luwu. Namun kini, keberadaannya mulai tergeser oleh jajanan modern.

Stand kuliner dari komunitas Altar dalam kegiatan Nostalgia Beppa To Riolo (Foto: Melda)

“Anak-anak muda sekarang jarang tahu cara membuat Balla-Balla, bahkan mungkin banyak yang belum pernah mencicipinya,” ujar Suparni Sampetan dari komunitas Altar, yang turut menyajikan Balla-Balla di kegiatan tersebut.

BACA JUGA:

Pemkab Luwu Timur Siapkan Pesisir Danau Matano Jadi Pusat Kuliner Sorowako

Proses pembuatan Balla-Balla sejatinya mencerminkan kearifan lokal masyarakat Luwu. Pisang kepok yang matang dihancurkan, lalu dicampur dengan sagu – tanaman khas Luwu yang kaya manfaat – serta gula merah, gula pasir, kelapa parut, jahe, dan garam halus.

Adonan tersebut kemudian dibungkus memanjang sepanjang 50 cm dengan daun sagu, sebelum dipanggang di atas bara api selama 20 menit. Daun yang hangus menjadi pertanda kue telah matang, menghasilkan aroma khas yang memikat.

“Dulu, membuat Balla-Balla adalah bagian dari kegiatan bersama di kampung, tapi sekarang jarang sekali terlihat,” tambah Suparni.

Ketua Palopo Urban Forum, Fikar selaku pelaksana kegiatan menyebutkan bahwa Nostalgia Beppa To Riolo sengaja diadakan untuk menghidupkan kembali warisan kuliner seperti Balla-Balla.

Sajian kue-kue tradisional yang disajikan dalam Nostalgia Beppa Yo Riolo (Foto: Melda)

“Kami ingin mengingatkan masyarakat, terutama generasi muda, bahwa makanan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga warisan budaya yang kaya nilai sejarah,” ujarnya.

Namun, upaya pelestarian ini tidaklah mudah. Bahan utama seperti sagu kini semakin jarang ditanam di daerah Luwu, sementara tradisi membuat Balla-Balla terancam hilang karena kurangnya penerus.

Suparni berharap perhatian terhadap makanan tradisional seperti Balla-Balla terus ditingkatkan, baik melalui pendidikan budaya di sekolah maupun festival kuliner.

“Kalau tidak kita lestarikan, siapa lagi? Jangan sampai makanan ini hanya tinggal cerita,” katanya penuh harap.

Di tengah gempuran jajanan modern, Balla-Balla hadir sebagai pengingat akan kekayaan budaya yang tak boleh terlupakan.

“Bukan sekadar makanan, tetapi simbol identitas daerah yang bertahan di tengah zaman yang terus berubah,” ujar Suparni.

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Siap-Siap! Besok Ada Pasar Murah di Anjungan Sungai Malili, Tanpa Syarat KTP!

DPRD Luwu Timur Gelar Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS 2025

Bupati Luwu Timur Kunjungi UPS Giwangan Yogyakarta, Cari Solusi Krisis Sampah

Pilkada Palopo Usai, Pj Wali Kota: Tidak Ada yang Kalah, Rakyat adalah Pemenang

KPU Kota Palopo Tetapkan Naili Trisal–Akhmad Syarifuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Nostalgia Beppa To Riolo 2025: Malam Seru dengan Kue Tradisional di Taman Baca Palopo
Next Article Tiga Kepala Daerah di Tana Luwu Akan Dilantik Presiden Prabowo pada 6 Februari
Pilkada Palopo Usai, Pj Wali Kota: Tidak Ada yang Kalah, Rakyat adalah Pemenang
11 Juli 2025
KPU Kota Palopo Tetapkan Naili Trisal–Akhmad Syarifuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih
11 Juli 2025
MK Jadwalkan Putusan Sela Sengketa Pilwalkot Palopo pada 26 Juni 2025
24 Juni 2025
Usai Kawal PSU, ASN Palopo Diingatkan Jaga Kondusifitas
17 Juni 2025
Apakah PSU Jilid II Kota Palopo Bisa Terjadi?
13 Juni 2025
Selengkapnya
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?