Gempa bumi masif terjadi di wilayah Luwu Timur dalam dua hari terakhir ini. Hingga Sabtu (8/3/2025) gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 3,8 masih terasa oleh warga setempat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat episenter gempa berada di koordinat 2,50° LS dan 120,99° BT, sekitar 22 kilometer barat laut Luwu Timur, dengan kedalaman hanya 2 kilometer.
Mengapa Gempa Luwu Timur Terjadi?
Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet dalam keterangan resminya mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Matano.
“Berdasarkan laporan masyarakat, gempabumi dirasakan di Tomoni Timur dan Malili Kabupaten Luwu Timur dengan intensitas III MMI,” ujarnya.
Untuk diketahui, Sesar Matano dikenal sebagai sesar geser aktif yang membentang dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan.
Mekanisme sesar ini didominasi pergerakan horizontal akibat tekanan tektonik dari interaksi lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Tekanan ini menyebabkan akumulasi energi pada kerak bumi, yang kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa bumi ketika batas patahan bergerak.
Menurut catatan seismik, aktivitas sesar ini bukan hal baru. Wilayah sekitar Danau Matano dan sekitarnya sering mengalami gempa dangkal yang berpotensi dirasakan masyarakat. Karakteristiknya yang dangkal membuat getaran lebih terasa meskipun magnitudo tidak terlalu besar.
BMKG melaporkan adanya dua gempa susulan setelah kejadian utama. Meskipun belum ada tanda-tanda peningkatan aktivitas signifikan, masyarakat diminta untuk tidak panik namun tetap waspada.
Gempa susulan umumnya terjadi akibat penyesuaian stres di sekitar zona sesar setelah pelepasan energi utama.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, terutama terhadap bangunan yang mungkin mengalami retak akibat gempa. Pemeriksaan terhadap struktur bangunan sebelum kembali ke dalam rumah sangat dianjurkan.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi. Sumber informasi resmi terkait gempa hanya berasal dari BMKG melalui kanal komunikasi resminya, seperti situs web www.bmkg.go.id dan akun media sosial resmi BMKG.