Anggota DPRD Luwu Timur dari Dapil Nuha-Towuti, Yusuf Pombatu, menyampaikan pandangannya terkait dampak pertambangan nikel di wilayahnya. Politisi Fraksi PAN ini menilai bahwa kehadiran tambang nikel membawa peluang besar bagi kemajuan daerah, namun juga menuntut pengelolaan yang serius dari berbagai aspek.
“Tambang nikel tentu berdampak positif terhadap pembangunan, namun pemerintah daerah harus mampu menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan,” ujarnya.
Yusuf menyoroti sejumlah tantangan yang mengiringi aktivitas pertambangan, mulai dari isu lingkungan, sosial, hingga tenaga kerja lokal.
Dia menyebutkan bahwa kerusakan hutan dan limbah pengolahan merupakan dampak umum dari sektor ini, sehingga perusahaan tambang harus memiliki komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan, termasuk reklamasi berkelanjutan di wilayah pasca-tambang.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengawasan dari pemerintah daerah agar aktivitas tambang tetap sesuai aturan.
“Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam proses pengolahan juga sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak,” katanya.
Dalam hal tenaga kerja, Yusuf mendorong adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur perlindungan dan prioritas bagi tenaga kerja lokal. Ia menilai bahwa kehadiran ribuan pekerja dari luar dapat menimbulkan gejolak sosial jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang berpihak pada warga lokal.
“Kita butuh Perda yang memberikan porsi besar untuk tenaga kerja lokal. Mereka juga harus dibekali pelatihan dan sertifikasi agar mampu bersaing,” tambahnya.
Dia juga menyinggung soal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang menurutnya harus difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pengembangan UMKM. CSR, katanya, harus dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang dan berkelanjutan.
Sementara itu, Yusuf mengingatkan agar sektor pertanian agar tidak dilupakan. Dia mendorong pemerintah agar mendorong hilirisasi hasil pertanian lokal seperti lada, padi, sawit, hingga rumput laut.
“Kita bisa mendirikan industri pengolahan lada bubuk atau pengolahan padi di daerah. Ini akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani,” pungkasnya.
Yusuf berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah strategis dalam mengelola potensi tambang, tanpa mengorbankan sektor lain yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Luwu Timur.