Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menunjukkan komitmen kuat dalam membangkitkan kembali kejayaan kakao sebagai komoditas unggulan daerah.
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Bupati Luwu Utara, Jumail Mappile, saat membuka Lokakarya Refleksi Capaian dan Jajak Kolaborasi Program SFITAL, Kamis (13/5/2025), di Aula Lagaligo, Kantor Bupati Luwu Utara.
Dalam sambutannya, Jumail menyampaikan bahwa kakao bukan sekadar produk pertanian, melainkan bagian dari identitas dan sejarah kesejahteraan masyarakat Luwu Utara.
“Kita pernah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kakao terbaik di Sulawesi. Kini saatnya kakao Luwu Utara kembali berjaya, tapi dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan,” ujar Jumail.
Program SFITAL (Sistem Pertanian Berkelanjutan di Lanskap Tropis Asia), yang telah berjalan sejak 2020, menurutnya adalah salah satu inisiatif penting yang membantu mewujudkan pertanian kakao yang ramah lingkungan dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
Lokakarya ini menjadi ruang refleksi untuk menilai capaian, mengevaluasi tantangan, serta menyusun strategi pengembangan ke depan. “Melalui forum ini, kita bisa memperkuat sinergi antar pihak—pemerintah, mitra pembangunan, dan sektor swasta—untuk mendorong produksi kakao yang berkualitas dan berkelanjutan,” jelasnya.
Jumail juga menekankan pentingnya menjadikan Roadmap Kakao Berkelanjutan sebagai pedoman bersama dalam perencanaan pembangunan sektor ini.
Dia menyebut Pokja Kakao Berkelanjutan sebagai wadah kolaboratif yang dapat menjawab berbagai tantangan secara konkret.
“Saya yakin, dengan arah yang jelas dan kerja sama yang kuat, kakao bisa kembali menjadi kebanggaan kita. Bukan hanya sebagai komoditas unggulan, tapi juga sebagai simbol keberhasilan pembangunan yang adil dan lestari,” tambahnya.
Jumail juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra utama program SFITAL, di antaranya The International Fund for Agricultural Development (IFAD), World Agroforestry (ICRAF), PT Mars, dan Rainforest Alliance.
Dukungan para mitra ini dinilai sangat strategis dalam membangun sistem pertanian tropis yang tangguh dan berkelanjutan.
“Kami berharap kolaborasi ini tidak berhenti di sini, tapi terus berkembang. Karena masa depan kakao kita sangat bergantung pada komitmen dan kerja bersama,” tutup Wabup.