Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional terus dipacu oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI), salah satunya dengan melakukan survei potensi cetak sawah baru hingga seluas 10 Ribu hektare di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Tim teknis Kementan RI yang dipimpin oleh Direktur Pengadaan Lahan, Ditjen Lahan dan Irigasi, Geloria Merry Kalorina BR Ginting, menyasar langsung enam desa yang dinilai memiliki potensi besar, yakni Matompi, Kalosi, Tole, Mahalona (SP 4), Bantilang, dan Kawata, di Kecamatan Towuti. Untuk tahap awal, Kementan menetapkan 700 hektare sebagai area prioritas cetak sawah.
“Kami ingin pastikan lahan yang diusulkan memenuhi syarat teknis dan sosial. Luwu Timur punya peluang besar untuk mendukung swasembada pangan nasional,” ujar Geloria di sela kunjungan.
Kegiatan ini melibatkan lintas OPD Kabupaten Luwu Timur seperti Dinas Pertanian, PUPR, Disnakertrans, serta unsur kecamatan, Babinsa, kepala desa, penyuluh pertanian, dan masyarakat tani setempat.
Mereka ikut mendampingi proses verifikasi lapangan yang menjadi tahapan awal sebelum penyusunan dokumen teknis, pembebasan lahan, hingga pelaksanaan fisik.
Survei ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, dengan tim Direktorat PL-LIP Kementan RI sehari sebelumnya.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati pengembangan cetak sawah dua tahap: Tahap I seluas 740,71 hektare di Mahalona, dan tahap II usulan perluasan 5.000 hektare di wilayah sekitar.
Sebelumnya, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa pemerintah pusat akan terus berkolaborasi dengan seluruh pihak demi mendukung program Swasembada Pangan.
“Untuk mendukung program swasembada pangan nasional, kami mengharapkan sinergi dan kontribusi aktif dari seluruh pihak, baik dari antara Kementan dengan Kemendagri, Bappenas, Kementerian PU, maupun Pemerintah Daerah,” tegas Menteri Amran.
Secara nasional, capaian program cetak sawah menunjukkan progres signifikan. Hingga Juni 2025, dari target nasional 225.000 hektare, telah tercapai 38% untuk kontrak SID (Survei Investigasi Desain), dan lebih dari 67.000 hektare sudah masuk tahap kontrak konstruksi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Luwu Timur, Amrullah, menyatakan kesiapan daerah dalam mendukung program strategis ini.
“Cetak sawah ini akan menjadi lompatan besar bagi sektor pertanian kami. Kami siap mengawal teknis pelaksanaan di lapangan dan memberdayakan petani agar program ini berdampak nyata bagi masyarakat,” ujar Amrullah.
Jika terealisasi, cetak sawah baru hingga 10.000 hektare ini tak hanya meningkatkan produktivitas padi, namun juga memperluas lapangan kerja, memperkuat ekonomi desa, dan menjadikan Luwu Timur sebagai kontributor utama dalam rantai pasok pangan nasional.




