Pelaku UMKM sektor kerajinan di Luwu Timur masih menghadapi banyak tantangan. Mulai dari keterbatasan akses permodalan, kurangnya keterampilan desain dan manajemen, hingga lemahnya kemampuan pemasaran digital dan akses pasar.
Hal itu diungkapkan Ketua Dekranasda Luwu Timur, Ani Nurbani Irwan, Selasa (24/6/2025).
“Masalah yang dihadapi perajin kita sangat kompleks. Banyak yang masih berstatus ultra mikro dan belum tersentuh pelatihan yang memadai. Mereka butuh akses modal, pendampingan manajemen, dan strategi promosi yang sesuai zaman,” ujar Ani.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian (Disdagkop UKMP) tahun 2024, Luwu Timur memiliki 21.784 UMKM. Sebanyak 1.536 di antaranya merupakan pelaku industri kecil, sebagian besar bergerak di sektor kerajinan.
Ani menegaskan bahwa Dekranasda harus menjadi solusi nyata bagi para perajin, bukan sekadar wadah seremonial.
Dia menargetkan pengurus baru Dekranasda yang telah dilantik beberapa waktu lalu, dapat merancang program yang menyasar langsung persoalan inti pelaku usaha, seperti pelatihan desain produk, digitalisasi pemasaran, serta keterlibatan aktif dalam pameran-pameran besar.
“Ke depan, kami ingin produk lokal tak hanya bagus dari sisi estetika, tapi juga mampu bersaing secara komersial, baik di pasar konvensional maupun digital,” tegasnya.