Dalam upaya serius mengatasi persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Luwu Timur, Bupati Irwan Bachri Syam memimpin langsung rombongan kunjungan kerja ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta dan Unit Pengolahan Sampah (UPS) Giwangan, pada Jumat (11/7/2025).
Kunjungan tersebut diterima oleh Sekretaris DLH Kota Yogyakarta, Lusi Minsi, dan diawali dengan pemaparan program penanganan sampah berbasis teknologi yang telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, termasuk pengembangan teknologi insinerator di sejumlah titik.
Turut mendampingi Bupati, Ketua TP PKK Luwu Timur Ani Nurbani, Kepala DLH Luwu Timur Muhammad Yusri, serta perwakilan dari PT Vale Indonesia Tbk dan perwakilan BUMDESMA dari empat kecamatan wilayah pemberdayaan, yakni Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili.
Dalam sambutannya, Irwan memaparkan bahwa Luwu Timur tengah menghadapi krisis pengelolaan sampah. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah di tahun 2024 mencapai 45.045 ton per tahun, sementara tingkat pengelolaan baru menyentuh angka 47 persen.
“Dari empat TPA yang kami miliki, dua sudah ditutup karena masih menggunakan sistem open dumping, yang kini dilarang. Sementara TPA Ussu nyaris penuh dan tidak lagi mampu menampung sampah dalam jumlah besar,” ungkapnya.
Dia menyebut Yogyakarta sebagai contoh kota yang mampu keluar dari krisis sampah secara cepat, salah satunya dengan membangun sepuluh unit insinerator usai ditutupnya TPA Piyungan.
Tinjauan Lapangan: UPS Giwangan
Rombongan Luwu Timur kemudian meninjau UPS Giwangan, di mana sampah tidak hanya dibakar secara efisien, tetapi juga diubah menjadi produk bernilai seperti batako dan material ramah lingkungan lainnya.
“Alhamdulillah, kami bisa melihat langsung proses insinerasi yang dilakukan di Giwangan. Ini menjadi referensi penting bagi kami dalam menyusun skema pengelolaan sampah terpadu di Luwu Timur,” kata Bupati Irwan usai kunjungan.
Selain Yogyakarta, Bupati juga mengungkapkan rencana melanjutkan studi tiru ke Kabupaten Banyumas dan Kota Bandung untuk membandingkan model dan pendekatan pengelolaan sampah di berbagai daerah.
“Kami berharap dapat merumuskan sistem terbaik untuk diterapkan di Luwu Timur, termasuk dalam hal kerja sama multipihak, terutama dengan PT Vale Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Luwu Timur Ani Nurbani menyampaikan kesiapan organisasinya mendukung pengelolaan sampah dari sisi pemberdayaan masyarakat.
“PKK siap menjadi mitra aktif dalam edukasi masyarakat, terutama di tingkat rumah tangga. Kesadaran publik untuk memilah sampah dan mengurangi limbah adalah fondasi penting dalam perubahan budaya pengelolaan sampah,” tegasnya.