Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Parade Kemiskinan Indonesia-Catatan Kecil Wajah Negara Indonesia
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Ekonomi

Siap-Siap! Besok Ada Pasar Murah di Anjungan Sungai Malili, Tanpa Syarat KTP!

Politik

DPRD Luwu Timur Gelar Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS 2025

Ekonomi

Bupati Luwu Timur Kunjungi UPS Giwangan Yogyakarta, Cari Solusi Krisis Sampah

Pendidikan

Puspawati Apresiasi Film “Sarung Baru untuk Bapak”, Puji Nilai Inspiratifnya

Budaya

Pengukuhan Mincara Malili, Pemerintah Lutim Tegaskan Komitmen Lestarikan Budaya Adat

Ekonomi

Ironi Balambano: Hidup di Sekitar PLTA Raksasa, Warga Masih Gelap Gulita

Ekonomi

Pemkab Lutim dan PT Vale Teken MoU Strategis untuk Dorong Kesejahteraan Daerah

Metro

Pemkab Lutim Serius Wujudkan Bandara Malili, Audiensi ke Kemenhub

Beranda » Berita » Parade Kemiskinan Indonesia-Catatan Kecil Wajah Negara Indonesia
Opini

Parade Kemiskinan Indonesia-Catatan Kecil Wajah Negara Indonesia

Redaksi
Redaksi 22 Mei 2013
Share
SHARE

15 Tahun sudah reformasi bergulir di Indonesia, di negeri kaya raya, negeri untaian zamrud khatulistiwa, bangsa yang berbhineka itulah julukan  bagi  bangsa  yang  berpenghuni 200  juta lebih.

Dari 200 juta lebih, 96 juta diantaranya masih digolongkan miskin (TNP2K 2012). Namun harapan perbaikan nasib rakyatnya belum bergerak ke arah yang signifikan.  Saling  tuding institusi  untuk  mereformasi  barisannya, trend isu agama dan mengatasnamakan kelompok terus mewarnai dinamika perpolitikan negara ini. Entah sampai kapan negara akan jujur kepada rakyatnya.

Catatan  buram kemiskinan jelas  terlihat  di  berbagai  sudut  kota hingga pelosok negeri. Kasus kelaparan yang berujung pada kematian tragis di beberapa kota besar hingga di pedalaman Papua dan Nusa Tenggara.

Belum lagi di tambah naiknya harga BBM, tarif dasar listrik yang di ikuti oleh kenaikan  bahan pokok  menjadi  pelengkap  rentetan  penderitaan rakyat.

BACA JUGA:

Naili, Pilihan Rasional untuk Menggantikan Trisal Tahir di PSU Palopo

Sebab pertarungan elite  pemerintah hanya berputar pada poros  wacana memberantas kemiskinan dan menjadi guyonan di meja wakil rakyat dengan sedikit legitimasi hak interpelasi dan mosi tidak percaya. Dan tentu kesemuanya itu berakhir pada satu solusi
“kompromi”.

Kematian rakyat akibat busung lapar dan gizi buruk yang sempat disembunyikan oleh pemerintah  tidak  akan  terselesaikan  dengan kunjungan  kepala  negara  ataukah  hanya  dengan  menyatakan keprihatinan.

Alangkah baiknya jika pemerintah mengedepankan konsep ”Pemembangun  ekonomi kerakyatan  dengan  azas  lokalitas  dan partisipatif  tanpa  diskriminasi”.  Artinya  lewat perbaikan  sistem ekonomi   negara   yang   di   dukung   kebijakan   pro-rakyat, mengedepankan kearifan   lokal,   melibatkan   rakyat   secara menyeluruh,   mengelolah   SDA   secara   nasional, mendorong pertumbuhan UMKM  yang jumlahnya mencapai 48,93 juta unit atau 99,9% dari total pelaku usaha nasional.

Dengan cara ini, maka peran serta negara dalam pemberantasan kemiskinan adalah memfasilitasi rakyat untuk dapat meningkatkan harkat martabatnya tanpa  sikap  diskriminasi, ketergantungan  dan  perilaku  saling menyalahkan.

Perbaikan nasib  rakyat  tergantung  pada  sikap  pemimpin negara. Paradigma pengelolaan Sumber Daya Alam  yang  berprinsip  jual  cepat  dan  jual murah tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Saksinya, rakyat di daerah kaya SDA tidak pernah luput dari potret kemiskinan dan kelaparan.  Inilah  yang  di  sebut  dengan  salah  tafsir  perbaikan ekonomi negara.

Negara memfasilitasi pemimpin yang bertanggungjawab dan rakyat yang bekerja adalah rangkaian pola kerja yang terukur dan ternilai. Kembalikan kedaulatan rakyat atas pangan, atas pengelolaan SDA. Pasar  bebas  yang telah  di  buka  seluas-luasnya  akan  memangsa rakyat kecil (khususnya petani, nelayan dan buruh). Kebijakan impor beras, pengurangan subsidi terhadap pupuk dan privatisasi badan usaha Negara/daerah akan mengerogoti rakyat yang sudah miskin.

Tak ada alasan yang dapat diterima oleh akal sehat dengan kasus kelaparan yang terjadi saat ini. Perbaikan daya kelola rakyat atas sumber-sumber   kehidupan   dan   penghidupan   akan mampu mengeluarkan rakyat dari jeratan kemiskinan asal dilaksanakan oleh orang-orang  yang tepat.

Strateginya   adalah   mendorong  dan melindungi sektor riil negara yakni sektor pertanian dan usaha-usaha mikro dengan berbagai bentuk kebijakan negara yang tidak birokratis dan dalam pengawasan melekat. Triliunan dana yang dihamburhamburkan untuk  menyehatkan perbankan  nasional  akan  lebih bermanfaat jika disubsidi untuk kepentingan pendidikan nasional dan perbaikan pertanian nasional.

Tangisan, teriakan anak-anak kecil, orang tua jompo di tepi jalan meminta uang receh kepada mereka yang berbaik hati, di lorong jalanan  kota-kota  besar,  pengangguran  menghabiskan waktunya.

Ibu-ibu yang sedang meratapi nasib di kolong jembatan dan petani di pelosok daerah yang sedih tak mampu membiayai keluarganya.

Potret buram bangsa Indonesia jangan dijawab dengan penggusuran, menaikkan harga BBM, harga sembako dan kehancuran lingkungan.

Jangan paksakan semua rakyat untuk menjadi pengusaha, sebab tidak semua rakyat miskin punya kemampuan untuk itu. Jangan paksakan rakyat Indonesia untuk bersaing dengan para pemodal, sebab tidak semua rakyat Indonesia punya modal. Jangan biarkan ekonomi Indonesia di kuasai oleh mekanisme pangsa pasar, sebab pangsa pasar tidak peduli mana yang kaya dan mana yang miskin.

Cukup sudah tragedi kemiskinan Indonesia, jangan ditutup-tutupi hanya karena tidak mampu berterus terang kepada rakyat.

68 tahun lebih  adalah  waktu  yang  cukup  di  alam  kemiskinan, saatnya bangkit dan bersatu melawan kemiskinan, sebab kemiskinan tidak akan pernah selesai dengan cara mengurangi angka kemiskinan yang ada. Lihat orang tua yang pingsan karena tidak mampu antri saat menerima BLT dan seorang ayah yang bunuh diri bersama anak- anaknya di Tegal barat hanya karena tidak mampu menatap masa depannya.

Akankah kematian demi kematian rakyat miskin akan menggugah  perilaku pemimpin bangsa, ataukah  memang  tidak pernah ada niatan tulus untuk menghentikan kemiskinan ini !.

Oleh: Ibrahim (Anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI Luwu Utara))

ahmadibrahimmks@yahoo.co.id

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Pilkada Palopo Usai, Pj Wali Kota: Tidak Ada yang Kalah, Rakyat adalah Pemenang

KPU Kota Palopo Tetapkan Naili Trisal–Akhmad Syarifuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih

Pemkot Palopo Dukung Penataan Ruang Terpadu Lewat Forum Pembangunan Sulawesi

Puspawati Apresiasi Film “Sarung Baru untuk Bapak”, Puji Nilai Inspiratifnya

Unanda Luncurkan Film Promosi “Sarung Baru untuk Bapak” di Bioskop Palopo

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Hingga Siang Ini, Masih Ada Partai Belum Lengkapi Berkasnya
Next Article DPRD Minta Dishutbun Tertibkan Bibit Kelapa Sawit
Pilkada Palopo Usai, Pj Wali Kota: Tidak Ada yang Kalah, Rakyat adalah Pemenang
11 Juli 2025
KPU Kota Palopo Tetapkan Naili Trisal–Akhmad Syarifuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih
11 Juli 2025
MK Jadwalkan Putusan Sela Sengketa Pilwalkot Palopo pada 26 Juni 2025
24 Juni 2025
Usai Kawal PSU, ASN Palopo Diingatkan Jaga Kondusifitas
17 Juni 2025
Apakah PSU Jilid II Kota Palopo Bisa Terjadi?
13 Juni 2025
Selengkapnya
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?