Luwuraya.comLuwuraya.comLuwuraya.com
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
Reading: Perlukah Kita Travelling?
Font ResizerAa
Luwuraya.comLuwuraya.com
Font ResizerAa
Cari
  • Berita
    • Metro
    • Hukum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Luwu Timur
    • DPRD Luwu Timur
  • Wisata
    • Budaya
    • Kuliner
    • Rekreasi
  • Infografis
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Hoby
    • Komunitas
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
    • Opini
    • Sport
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Ekonomi

Siap-Siap! Besok Ada Pasar Murah di Anjungan Sungai Malili, Tanpa Syarat KTP!

Politik

DPRD Luwu Timur Gelar Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS 2025

Ekonomi

Bupati Luwu Timur Kunjungi UPS Giwangan Yogyakarta, Cari Solusi Krisis Sampah

Pendidikan

Puspawati Apresiasi Film “Sarung Baru untuk Bapak”, Puji Nilai Inspiratifnya

Budaya

Pengukuhan Mincara Malili, Pemerintah Lutim Tegaskan Komitmen Lestarikan Budaya Adat

Ekonomi

Ironi Balambano: Hidup di Sekitar PLTA Raksasa, Warga Masih Gelap Gulita

Ekonomi

Pemkab Lutim dan PT Vale Teken MoU Strategis untuk Dorong Kesejahteraan Daerah

Metro

Pemkab Lutim Serius Wujudkan Bandara Malili, Audiensi ke Kemenhub

Beranda » Berita » Perlukah Kita Travelling?
Opini

Perlukah Kita Travelling?

Redaksi
Redaksi 2 Juli 2013
Share
SHARE

Oleh: Lukman Hamarong (PNS di Kabupaten Luwu Utara)

Travelling atau jalan-jalan, rekreasi, tamasya, refreshing, berpetualang, berdarma wisata, atau apalah namanya, yang sifatnya hiburan, biasanya dilakukan ketika manusia sudah berada pada titik kejenuhan setelah beberapa lama ‘bergulat’ dengan segala aktivitas keseharian.

Mengisi waktu luang dengan hal tersebut memang harus dilakukan walaupun tidak mutlak. Tidak sedikit juga ada yang beranggapan bahwa menghabiskan waktu luang dengan traveling  hanya menghabis-habiskan energi dan materi karena seluruh pikiran sepenuhnya tertuju pada aksi senang-senang saja.

Padahal masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan yang manfaatnya jauh lebih besar ketimbang hiburan dan senang-senang semata. Satu contoh kegiatan yang saya maksud adalah introspeksi dan evaluasi diri sampai sejauh mana aktivitas kita itu bisa bermanfaat bagi diri sendiri, terlebih lagi bagi orang lain.

BACA JUGA:

Naili, Pilihan Rasional untuk Menggantikan Trisal Tahir di PSU Palopo

Contoh lain, kumpul bareng keluarga. Kegiatan ini yang sangat jarang dilakukan karena masing-masing sibuk dengan segala urusan pekerjaannya. Namun, jarang bukan berarti tidak bisa kan? Kenapa kita tidak mencobanya? Anda harus sesekali menjadi pionir.

Memang kita tidak  bisa  pungkiri bahwa  manusia  modern  kini  lebih  condong ke  arah  yang  sifatnya hiburan (baca : jalan-jalan).  Hanya  dengan   berjalan-jalan  atau  berdarmawisata,  bahkan  sampai  ke  negeri  orang,  kepuasaaan  dunia  dapat  mereka  raih,  tidak  peduli  berapa  ongkos yang mereka  keluarkan.

Jutaan, puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah yang  keluar, seakan nir arti bila kepuasan batin terpenuhi. Sangat ironis memang, di satu sisi kita dituntut untuk membelanjakan uang kita di jalan Allah demi kepentingan akhirat, di sisi lain orang senang menghambur-hamburkan uang demi kenikmatan duniawi semata dan itu sifatnya sesaat saja.

Saya ingin meminjam pernyataan Luthfi A Mutty, mantan Bupati Luwu Utara dua Periode 1999-2009, bahwa dua orang ahli futurolog (baca : ahli peramal masa depan), Alvin Tofler dan John Nesbit,  pernah mengungkapkan bahwa abad XXI merupakan abad traveling, yaitu  suatu masa di mana masyarakat dunia nantinya akan menghabiskan hidupnya dengan jalan-jalan atau berwisata.

Menurut kedua ahli futurolog tersebut, 30% pendapatan masyarakat dunia akan dihabiskan untuk berwisata. Orang pun bisa melakukan apa saja guna mewujudkan apa yang terbaik menurut mereka. Best of the best. Ya….terbaik di antara yang terbaik. Terbaik untuk ukuran kacamata mereka namun bisa menjadi yang terburuk untuk ukuran kacamata orang lain.

Saya pun juga setuju dengan pak Luthfi bahwa momentum abad ke—21 ini kita jadikan sebagai era Travelling di Luwu Utara, tetapi traveling di sini bukan berarti kita berwisata ke daerah atau negara lain, melainkan bagaimana kita bisa mendatangkan orang-orang dari luar daerah untuk berdarma wisata di tempat kita.

Bagaimana kita bisa memikat para pelancong dari luar untuk bisa berkunjung ke daerah kita? Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan impian tersebut adalah meningkatkan kehidupan budaya, pariwisata dan kembali menggali sejarah dan budaya lokal kita. Salah satu Kabupaten termuda di Indonesia, Luwu Utara, bisa dianggap telah berhasil melakukannya.

Tahun 2004 lalu, Luwu Utara berhasil menggelar suatu event budaya berskala nasional, bahkan internasional, yakni Festival Galigo dan Seminar Internasional Sawerigading yang dilaksanakan selama kurang lebih satu minggu. Dan bahkan sejarah I Lagaligo, telah berhasil berkeliling dunia ke mancanegara, seperti Prancis, Jerman dan Singapura.

Tidak cukup puas dengan suksesnya penyelenggaraan Festival I La Galigo dan Seminar Internasional Sawerigading, Pemda Lutra bekerja sama dengan Pengurus Daerah (Pengda) Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sulawesi Selatan juga sukses menggelar sebuah event olahraga Arung Jeram berskala nasional yang dilaksanakan di Sungai Rongkong Kecamatan Sabbang pada akhir 2004 silam.

Dua kegiatan ini telah mengangkat nama Kabupaten Luwu Utara di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Hal ini terjadi berkat kejelian Pemda Lutra menggunakan momentum abad 21 ini sebagai abad Travelling, sehingga potensi sejarah, budaya dan pariwisata di Tana Luwu bisa tergali kembali oleh adanya kegiatan tersebut. Sekali lagi patut kita bertanya di dalam hati, Perlukah kita Travelling ? (*)

Baca Juga Berita Rekomendasi Lainnya

Hasil Sidang DKPP dan Implikasinya Terhadap Sidang MK: Pengaruh Tidak Langsung yang Krusial

OPINI | Pilkada 2024 : Pemenang Tergantung Dekkeng

Program Inspiratif Kader PDIP Dari Ujung Timur Sulawesi Selatan

OPINI: MUSYAWARAH NASIONAL KKLR-KKTL ‘Menyatunya Semangat, Ide dan Gagasan’

OPINI | Totalitas Syamsul Chaeruddin di Turnamen Amsal Sampetondok Cup

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Previous Article Tim Penilai Kabupaten Sehat Sambangi Luwu Timur
Next Article RMB Pamit Dengan Seluruh SKPD dan Muspida
Pilkada Palopo Usai, Pj Wali Kota: Tidak Ada yang Kalah, Rakyat adalah Pemenang
11 Juli 2025
KPU Kota Palopo Tetapkan Naili Trisal–Akhmad Syarifuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih
11 Juli 2025
MK Jadwalkan Putusan Sela Sengketa Pilwalkot Palopo pada 26 Juni 2025
24 Juni 2025
Usai Kawal PSU, ASN Palopo Diingatkan Jaga Kondusifitas
17 Juni 2025
Apakah PSU Jilid II Kota Palopo Bisa Terjadi?
13 Juni 2025
Selengkapnya
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Menu
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pengaduan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
© Kawal Media Consulting. Luwuraya Media Kreatif. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?