Membuat karya tulis ilmiah bukan pekerjaan yang mudah karena untuk membuat sebuah karya tulis membutuhkan proses yang cukup panjang. Hal yang paling mendasar dalam membuat karya membutuhkan kemauan yang kuat dan konsistensi untuk dapat melahirkan sebuah karya tulis.
Pernyataan tersebut disampaikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, H Baharuddin saat membuka Diklat Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi tenaga kesehatan lingkup Pemkab Luwu Timur yang berlangsung di Aula Veerbeck Guest House Malili, Senin (29/9).
Menurutnya tenaga kesehatan yang menguasai keterampilan dalam menyusun karya tulis ilmiah masih minim. ini menunjukkan kemampuan untuk melakukan inovasi dan berpikir kritis serta menuangkannya secara tertulis, masih sangat rendah. “Apalagi KTI ini juga telah menjadi salah satu prasyarat untuk kenaikan jenjang karir,” jelasnya.
Karena itu, kata Bahar, melalui pelatihan ini, diharapkan bisa memberikan motifasi dan inspirasi kepada para petugas kesehatan, agar tidak terkendala untuk mengembangkan salah satu tugas pokok yang harus dipenuhi yakni menyusun karya tulis ilmiah.
Ia juga mengajak seluruh petugas kesehatan untuk terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan. “Pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, perlu didukung tenaga kesehatan yang terampil dan dapat menyerap berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, serta dibarengi pula dengan penerapan nilai-nilai moral dan etika
profesi yang tinggi,” tandasnya.
Kabid Pengembangan SDM dan Diklat BKPPD Luwu Timur, Alimuddin Bahtiar mengatakan pelatihan ini diikuti 40 orang petugas kesehatan dengan rincian 8 orang dari dinas kesehatan selaku pengelola kepegawaian dan 32 pejabat fungsional kesehatan yang bertugas di seluruh Puskesmas yakni 11 dokter umum, 7 dokter gigi dan 22 tenaga kesehatan lainnya.
Selama tiga hari, kata Alimuddin, para petugas kesehatan akan mengikuti diklat dengan narasumber Agussalim M Nasir dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar.




