Bentrok antar warga kembali pecah di Kelurahan Mancani, Kecamatan Telluwanua, Palopo sekitar pukul 18.00 Wita petang tadi. Diduga penyebab bentrok tersebut karena dendam lama yang dipicu oleh kelompok pemuda dari dua dusun bertetangga.
Informasi yang dihimpun, bentrok ini melibatkan warga dari dua dusun bertetangga yakni Dusun uri dan Dusun Batu. Bentrok antar warga ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi, meskipun kedua belah pihak sudah berkali-kali menyatakan kesepakatan damai.
Sejumlah informasi menyebutkan jika dalam bentrok petang tadi, beberapa warga menjadi korban luka dan dilarikan ke RSUD Sawerigading untuk menjalani perawatan. “Ada empat (korban) yang saya lihat dilarikan ke rumah sakit pak,” ujar Nasar, salah seorang warga sekitar yang melihat kejadian itu berlangsung.
Dia menyebutkan, kedua kelompok warga itu baru membubarkan diri ketika aparat kepolisian dari Mapolsek Telluwanua dibantu petugas dari Mapolres Palopo turun ke lokasi untuk menhalau kedua kelompok warga yang bertikai.
Polisi bahkan sempat melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata ke arah warga. Saat dilakukan penyisiran, posisi sempat mendapat perlawanan dari warga. “Sempat warga matikan lampu di rumah mereka untuk mengecoh polisi yang melakukan penyisiran, mereka juga tadi sempat melawan polisi dengan melemparkan batu ke arah petugas,” ujar Nasar.
Kapolres Palopo, AKBP Muhammad Guntur yang dikonfirmasi membenarkan terjadinya bentrokan antar dua dusun itu. Dia pun membenarkan soal adanya korban luka. “Namun jumlahnya belum bisa saya pastikan,” ujar Guntur.
Pantauan di lokasi, terlihat situasi sudah mulai kondusif, namun petugas bersenjata lengkap tampak masih melakukan penjagaan untuk menghindari bentrok susulan. Arus kendaraan yang sebelumnya sempat mengalami kemacetan, juga tampak mulai lancar.
Bentrok antar warga di Dusun Uri dan batu merupakan yang kesekian kalinya terjadi. Tidak sedikit korban yang berjatuhan, dan harta benda yang melayang akibat konflik antar warga ini. Pada Bulan Mei 2014, setidaknya pihak Pemerintah Kota Palopo dan Kepolisian Resor Palopo mendamaikan kedua belah pihak, dengan penandatangan kesepakatan damai, juga ditandai dengan penyembelihan seekor kerbau sebagai simbolitas perdamaian kedua kelompok warga.
Sayangnya, perdamaian itu tidak berlangsung lama, sebab bentrok kembali pecah berulang kali setelah adanya kesepakatan damai itu.




