BerandaLuwu TimurStaf Ahli Hukum : Lutim Memiliki Potensi dan Sejarah Kejadian Bencana Yang...

Staf Ahli Hukum : Lutim Memiliki Potensi dan Sejarah Kejadian Bencana Yang Banyak

- Advertisement -spot_img

LUWU TIMUR – Sudah menjadi catatan sejarah bahwa Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi dan ssjarah kejadian bencana yang cukup banyak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Ahli Hukum dan Pemerintahan, dr. H. April saat mewakili Bupati Luwu Timur membuka Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lutim, di Aula Hotel I Lagaligo Malili, Selasa (20/09/2022).

Menurut mantan Kadis Kesehatan ini, kondisi wilayah Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar berada pada kawasan pegunungan dan perbukitan sangat membuka peluang terjadinya bencana alam.

“Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mempersiapkan potensi sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana dan potensi bahaya dalam wilayah Kabupaten Luwu Timur,” tambahnya.

Lanjut dr. April, sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang penyelenggaraan program satuan pendidikan aman bencana sebagai upaya untuk memberikan perlindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan dari risiko bencana, maka diharapkan kepada para guru untuk menjadi pionir terdepan dikalangan murid-muridnya agar dapat membangun budaya siaga dan aman bencana dilingkungan sekolahnya masing-masing.

Dalam situasi bencana, sambungnya, semua orang menjadi rentan, terutama lansia, penyandang disabilitas, dan ibu-ibu yang tengah hamil atau baru saja melahirkan, sehingga hal ini menjadi prioritas utama dalam konsep evakuasi dan penyelamatan korban bencana.

“Kita harus meningkatkan kemampuan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien, dan terpadu guna mengurangi dampak serta resiko bencana. Saya berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan tingkat akuntabilitas yang tinggi dan betul-betul sesuai dengan tingkat kebutuhan pada saat terjadi tanggap darurat dan pasca bencana, sehingga siapapun yang terdampak dapat merasakan manfaatnya,” tandas Staf Ahli Hukum dan Pemerintahan.

Adapun peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 100 orang yang terdiri dari Sekolah tingkat SD 78 orang dan SMP 22 orang, yang dibagi menjadi 2 angkatan dengan rincian 50 hari pertama dan 50 hari kedua. Sementara untuk narasumber berasal dari BPBD Provinsi Sulsel, Basarnas Kendari, dan BPBD Lutim.

spot_img
REKOMENDASI
Related News