Tokoh Adat Makole Nuha, Andi Baso mendesak pemerintah dan pihak penyelenggara Festival Danau Matano (FDM) menunda kegiatan yang rencananya akan digelar 27-29 November mendatang. Pasalnya, penyelenggaraan FDM dinilai masih jauh dari niat awal penyelenggaraan kegiatan itu, yakni memperkenalkan potensi yang ada di Matano.
“FDM itu bertujuan memperkenalkan potensi yang ada di Matano sampai ke tingkat dunia, salah satunya adalah masalah kebudayaan, sementara konsep pelaksanaan FDM yang ada saat ini masih jauh dari kebudayaan Matano secara khusus dan Tana Luwu secara umum,” ujar Andi Baso.
Dia menjelaskan, dalam struktur kedatuan Luwu, Nuha atau Matano merupakan sebuah daerah otonom yang memiliki kebudayaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. “Justru cenderung, pihak penyelenggara melecehkan kebudayaan Matano, salah satunya dengan menggunakan istilah pada kegiatan yang tidak merupakan kebudayaan warga Nuha,” ungkapnya.
Dia mencontohkan, dalam berbagai media promosi yang disebar oleh penyelenggara FDM, menyebutkan adanya kegiatan Nohu Bangka yang diartikan sebagai tangkap ikan. “Dalam bahasa Matano, Nohu itu berarti lesung (alat menumbuk padi), sementara Bangka berarti perahu yang secara lengkap berarti lesung yang berbentuk menyerupai perahu, dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan kegiatan menangkap ikan,” tegasnya.
Lagipula, menurut Andi Baso, kegiatan menangkap ikan justru mengancam keberadaan ikan endemik di Danau Matano yang saat ini jumlahnya sudah semakin sedikit. “Apalagi ikan Opudi, salah satu ikan endemik di Danau Matano yang tidak ada duanya di daerah lain di dunia. Ikan jenis ini sangat mudah stress, sehingga kalau kegiatan menangkap ikan ini digelar, bukankah justru mengancam kelestarian hewan langka yang tergolong purba ini,” tegasnya.
Andi Baso menegaskan, pada dasarnya masyarakat di Kecamatan Nuha mengapresiasi upaya pemerintah dalam menggelar kegiatan FDM tersebut sepanjang hal itu tidak melecehkan dan menjunjung tinggi kebudayaan setempat.
Dia pun meminta kepada pemerintah maupun pihak penyelenggara untuk menunda kegiatan FDM tersebut, dan baru menyelenggarakan ketika sudah ada kesepahaman dengan masyarakat setempat tentang konsep promosi kebudayaan yang akan digelar di festival itu.
Ini pernyataan lengkap Andi Baso: