Tumbuhan rempah ini memiliki banyak nama di masing-masing daerah. Di Jawa, tanaman ini memiliki nama Kecombrang, Kantan, atau Honje, lain lagi di Medan yang menamakannya Kincung, dan berbagai nama lainnya. Di Tana Luwu sendiri mengenal tanaman ini dengan nama Patikala.
Orang Luwu sendiri sering kali menggunakan Patikala sebagai bumbu masakan untuk ikan kuah kuning (Parede) dan juga masakan lokal Luwu sendiri seperti Kapurung, Lawa’, dan sejumlah masakan lainnya. Selain itu, orang Luwu juga menggunakan Tunas tanaman ini untuk menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang / dibakar lalu dikonsumsi isinya.
Namun ditangan Suryati, Guru di SMK Negeri I Palopo, Patikala diolahnya menjadi dodol yang memiliki citarasa tersendiri. Dodol patikala ini dipamerkan di Lomba Inovasi untuk Kategori Teknologi Tepat Guna yang digelar oleh Balitbangda Kota Palopo.
Menurut Suryati, produk olahannya itu sebenarnya sudah mulai dia sosialisasikan melalui social media, dia berharap agar Dodol Patikala menjadi panganan atau produk oleh-oleh khas Palopo.
Setelah mempresentasikan hasil olahan tangannya dihadapan dewan juri dan para undangan, akhirnya dodol Patikala meraih juara 3 ( tiga) dalam lomba inovasi kategori Teknologi Tepat Guna.
Lomba inovasi yang digelar oleh Balitbangda Palopo itu dibuka langsung oleh Walikota Palopo, HM Judas Amir. Selain Dodol Patikala, sebanyak empat peserta lainnya juga turut serta dalam loba tersebut. Diantaranya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Palopo yang menyajikan inovasi berupa pelayanan perizinan Weekend Plus, yaitu pelayanan perijinan pada akhir pekan. Juga oleh Dosen IAIN Palopo, DR Rustam yang membawa inovasi berupa “Tong dan Kotak Sampah Ajaib”.