Sejumlah dokter ahli di RSUD I La Galigo, Kabupaten Luwu Timur mengeluhkan soal insentif yang belum terbayarkan sejak Maret hingga Agustus 2024, yang milainya diperkirakan mencapai Rp2 Miliar.
“Kalau tidak salah ingat, baru Januari dan Februari yang dibayarkan. Itupun yang Februari nanti ada desakan baru dibayarkan,” kata salah seorang dokter ahli yang meminta namanya dirahasiakan.
Menurutnya, para dokter ahli telah meminta untuk bertemu dengan Direktur RSUD I La Galigo, untuk mempertanyakan terkait hal itu. “Namun hasilnya hanya dibayarkan 1 bulan saja (Februari), sementara untuk sisanya belum dibayarkan,” ungkapnya.
Menurutnya, alasan pihak rumah sakit belum membayarkan uang intensif tersebut karena dananya akan digunakan untuk hal urgen, tanpa mendetailkan hal urgent dimaksud.
“Uang yang ada dipakai untuk hal lebih urgen katanya. Jadi insentif tidak terbayarkan mi,” ujarnya.
Untuk diketahui, jumlah dokter yang insentifnya belum dibayar ini 27 dokter PNS dan kontrak lima orang atau ada 32 dokter, dengan nilai insentif per bulan Rp 10 juta.
“Dari 32 dokter, ada juga sekitaran 3-4 dokter yang baru masuk bekerja di sekitaran 4 bulan terakhir baru bergabung di rumah sakit,” ujarnya.
Dia mengaku sudah mengecek soal keuangan rumah sakit, dan diperoleh informasi jika pembayaran dari pihak BPJS selalu lancar.
“Itulah yang kami bingung, katanya dana yang ada terbatas. Sementara pembayaran BPJS ke RS lancar-lancar,” ujarnya.
Dia mengaku, para dokter masih belum melakukan tindakan apapun pasca tidak terbayarnya uang intensif ini, karena masih mendahulukan kepentingan pasien. “Pasien jadi korban kodong, kalo mogok dokternya,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD I La Galigo, Andi Fajar Wela membenarkan jika pihaknya belum melakukan pembayaran sebagian uang insentf kepada dokter. Pasalnya, tahap pembayaran masih menunggu rekomendasi dewan pengawas rumah sakit.
“Terakhir transfer insentif dilakukan 17/8/2024, jam 10.13 Wita, untuk selanjutnya kita tunggu rekomendasi dewan pengawas, takutnya nanti jadi temuan, jadi kami berhati-hati” kata dokter Wela.
Meski begitu, Wela tidak merincikan jumlah tunggakan dan nilai insentif yang sudah dibayar tersebut.
“Kalau bulannya bisa kita tanya bendahara atau kontributor, saat ini mungkin sudah 35 dokter spesialis di RS kita, tidak semua produktif, ini yang sementara kita tunggu dari dewas rekomendasinya,” ujar Wella.