Nurul Vivin Syafitry, gadis asal Kota Palopo yang terpilih untuk mewakili Kota Palopo ke Makassar untuk mengikuti seleksi Pemilihan Putri Indonesia (PPI), harus menelan pil kekecewan ketika pulang ke daerah asalnya. Pasalnya, perempuan kelahiran Kota Palopo tahun 1992 ini mengaku pernah dijanjikan oleh Dinas Pariwisata Kota Palopo akan dibiaya dan seluruh akomodasi selama mengikuti seleksi di Makassar akan ditanggung pemerintah Kota Palopo, namun janji tinggal janji, Nurul mengaku tidak mendapat perhatian dari Pemerintah kota Palopo selama dirinya berjuang membawa nama daerah ini di Makassar.
“Faktanya, selama saya mengikuti seleksi di Makasar, tidak ada bantuan apapun dari Pemkot Palopo, meskipun pada kenyataannya saya mewakili Kota Palopo,” kata Nurul yang dikonfirmasi luwuraya.com, Minggu (17/11/13).
Nurul menjelaskan, setelah dinyatakan lolos ke seleksi berikutnya di Kota Makassar mewakili Kota Palopo, dirinya rutin dihubungi pihak Dinas Pariwisata Kota Palopo. Menurutnya, Dinas Pariwisata menjanjikan akan mengalokasikan biaya selama mengikuti seleksi Putri Indonesia di Makassar.
“Bahkan saya sempat dihubungi oleh seseorang dan minta nomor rekening saya, namun hingga proses seleksi selesai dan saya masuk 10 besar, semuanya menggunakan dana pribadi saya,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Musly Anwar, pemerhati seni Kota Palopo, menyayangkan sikap Pemerintah Kota Palopo, dalam hal ini Dinas Pariwisata, Kota Palopo. Harusnya, kata Musly, Dinas Pariwisata memberikan sumbangsih bagi putri daerah yang nota bene membawakan nama Kota Palopo.
“Jangan disamakan dengan audisi di tv swasta, audisi putri indonesia itu membawakan nama daerah, nah, pemerintah kota Palopo harusnya memberikan sokongan, bukan malah retorika belaka,” kata Musly.
Menurut Musly, pemerintah Kota Palopo harusnya berkontribusi pada ajang seleksi putri indonesia. Sebab, Nurul diutus untuk mewakili Kota Palopo, bukan atas nama pribadinya.
“Jika memang tidak ada anggarannya, mendingan tidak usah diikutkan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palopo, Muhammad Ansir Ismu membantah jika pihaknya pernah menjanjikan akan membiayai seluruh kebututahan perwakilan putri Palopo ke Makassar.
“Yang ada hanya penggantian biaya pendaftaran saja sebesar Rp 200 ribu, dan itu akan kami gantikan setelah dananya cair,” ungkap Ansir.
Dijelaskan Ansir, pihak Pariwisata sudah berkontribusi dengan melakukan pendampingan di Makassar, bukan menanggung seluruh biayanya.(*)