Melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe, sehingga membuat masyarakat harus cerdas dan berhemat untuk bisa tetap menikmati bahan makanan yang satu ini. Namun, sebuah kreasi diciptakan oleh siswa SMA Negeri I Wotu yang mampu membuat tempe tanpa menggunakan kedelai sedikit pun.
Lantas bahan dasar apa yang digunakan oleh para siswa yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ini? Ternyata, para siswa ini membuat tempe dengan menggunakan buah kelor sebagai bahan bakunya.
Guru pembimbing KIR SMA I Wotu, Syarifuddin mengatakan ide tersebut bermula saat dirinya bersama para siswa yang tergabung dalam KIR sedang memetik buah kelor yang pohonnya berada tidak jauh dari gedung sekolah.
“Ketika buah kelor itu kami pecah dan melihat isi di dalamnya, maka terlintas untuk membuat tempe dengan bahan baku ini, sebab bentuk isi buah kelor mirip dengan buah kedelai,” ujar Syarifuddin.
Eksperimen pun dilakukan oleh Syarifuddin dan para siswanya. Dengan teknik pembuatan yang sama dengan membuat tempe dengan bahan baku kedelai, maka hanya saja membutuhkan waktu yang lebih singkat.
“Pada dasarnya sama saja, hanya waktu pembuatan yang lebih singkat, jika pada kedelai membutuhkan waktu yang lama untuk mengelupas kulit, maka buah kelor tidak memakan waktu yang lama,” ujarnya.
Dia pun merincikan, tahapan pembuatan tempe dengan biji kelor yakni dimulai dengan tahap pemilihan buah kelor yang sudah matang, ditandai dengan kulit biji yang keras serta sayap biji yang belum kering.
Selanjutnya dilakukan perendaman terhadap biji buah kelor sekitar 30 hingga 60 menit, dilanjutkan dengan pengelupasan biji kelor. “Proses selanjutnya sama saja dengan pembuatan tempe pada umumnya, yakni tinggal dicuci hingga bersih, perebusan selama 20 menit, dan masuk pada tahap peragian, dan kemasan,” ujar Syarifuddin.
Selain proses pembuatan yang memakan waktu lebih singkat, kelebihan dari tempe biji kelor ini yakni kemampuan bertahan dalam waktu yang lebih lama dibanding tempe dari buah kedelai. Pasalnya, senyawa anti mikroba dalam kandungan biji kelor yang dapat menghambat pertumbuhan jamur perusak makanan.
Soal rasa, tidak perlu diragukan lagi, sebab tempe dari biji kelor ini memiliki rasa yang unik. “Selain memiliki aroma seperti tempe pada umumnya, rasa tempe ini juga terbilang khas hamper mirip dengan dengan rasa pisang yang telah digoreng,” ungkapnya tersenyum.
Dikutip dari Wikipedia, Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak, sementara buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat di buat menjadi sayur.
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun atau buah kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.
Selain itu, daun dan buah kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).