Raut-raut wajah terbakar emosi dengan menenteng beragam senjata, seperti parang, badik, balok kayu, bahkan senjata rakitan papporo dan peluncur tampak bergerak menujuh Desa Buangin, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Selasa (7/5/13) lalu.
Puluhan warga Desa Torpedo Jaya dengan bala bantuannya itu merangsek masuk ke wilayah Desa Buangin bukan tanpa sebab. Penyebabnya adalah kejadian sehari sebelumnya, seorang pemuda Desa Toropedo Jaya, Buyung Alias Tejo (22) terpaksa meregang nyawa terkena tusukan pisau dapur milik sebuah warung makan yang menyajikan menu sokko begadang di Desa Bakka.
Pisau dapur pemotong lontong tersebut digunakan Bed (28) warga Desa Buangin, untuk melampiaskan dendamnya terhadap Tejo yang saat itu, Senin (6/5/13) sekitar pukul 23.00 Wita, berada di depan warung bersama Tiga orang rekannya usai makan. Tak lama berselang Bed bersama Lima orang rekannya dari Desa Buangin, tiba di warung tersebut.
Dihimpun dari berbagai sumber, Bed masih menyimpan dendam pribadi pada Tejo lantaran pada sekitar bulan Februari lalu, terjadi perkelahian kelompok pemuda antar Desa Buangin dan Desa Torpedo Jaya di wilayah Dusun Tanete. Saat itu Bed harus dilarikan ke rumah sakit karena terkena tebasan parang pada bagian perutnya saat berduel dengan Tejo.
“Saat itu Bed dan rekannya datang menyerang ke Desa Torpedo Jaya. Otomatis pemuda desa adakan perlawanan secara bertahan. Setelah amunisi senjata Papporo sudah habis, kedua kelompok pun saling hadap-hadapan dengan menggunakan senjata tajam. Saling kejar-kejaran pun terjadi dan ketika itu Bed berhadapan Tejo. Bed lalu mengayunkan parangnya, tapi Tejo dapat menangkisnya lalu membalas tebasan dan mengenai perut Bed,” kata salah seorang warga Dusun Tanete, Desa Toropedo Jaya yang tak mau identitasnya dipublikasikan, Sabtu (11/5/13).
Selanjutnya, di depan warung terjadi obrolan antar kedua kelompok pemuda berbeda desa tersebut. Tak lama berselang Bed masuk kedalam warung mengambil pisau diatas tumpukan lontong yang terhidang diatas meja, lalu menyerang Tejo. Akhirnya Perkelahian dua kelompok pemuda tersebut terjadi di depan warung yang berujung tertikamnya Tejo dan dilarikan ke Puskesmas Sabbang, namun nyawanya tak terselamatkan.
“Kejadian terjadi di depan warung. Saat itu saya dengar mereka sempat berbicara, setelah itu satu orang masuk ke warung ambil pisaulalu keluar terjadilah perkelahian,” ungkap Ambo pemilik warung Sokko begadang di Bakka.
Esoknya usai penguburan korban, puluhan warga yang disebut-sebut berasal dari gabungan sejumlah desa bergerak menujuh Desa Buangin dan menerobos blokade aparat yang berjaga-jaga di perbatasan desa. Mereka datang tak lain untuk membalaskan dendamnya. Bentrok warga kedua desa pun meledak. Untung saja pada bentrok tersebut tak menelan korban jiwa, namun hingga kini, suasana di dua desa tersebut pun masih mencekam kendati aparat Kepolisian dan TNI telah dikerahkan untuk berjaga. (b)
Arief Abadi