Sejumlah pedagang makanan yang menggunakan bahan baku daging buat dagangannya di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) seperti pedagang coto dan tukang bakso ‘menjerit’ lantaran mengalami penurunan omzet sejak beberapa pekan terakhir.
Hal tersebut dikarenakan hingga Sabtu (13/7/13) harga daging sapi dan daging ayam potong di sejumlah pasar di Lutra tak kunjung turun. Kenaikan harga daging yang saat ini menembus Rp 95.000 perkilogram, dipicu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan masuknya bulan suci Ramadhan 1434 H.
Dimas, pemilik warung mekar sari yang menjual bakso di kecamatan Baebunta mengatakan naiknya harga sejumlah barang di pasar utamanya harga daging sangat berdampak besar terhadap dagangannya.
“Pendapatan sangat turun draktis sejak naiknya sejumlah harga barang. Hari biasanya mie bakso terjual hingga sekitar 50 mangkuk, namun saat ini perharinya tinggal sekitar 20 mangkuk saja. Apalagi dengan tingginya harga daging, kami harus pintar mengakali kondisi saat ini. Kami tak mungkin naikan harga bakso dengan jumlah pelanggan yang menurun,” kata Dimas.
Sama halnya dengan Daeng Nurdin pedangan coto dan konro ini lebih memilih untuk mengurangi porsi daging pada setiap dagangannya dari pada harus menaikan harga dagangannya.
“Harga daging naik tinggi, pembeli berkurang, terpaksa produksi dagangan juga harus di kurangangi supaya tidak merugi. Kami pedagang makanan sangat berharap agar pemerintah dapat mengatasi kondisi saat ini,” ujarnya.
Pantauan luwuraya.com di Pasar Sentral Masamba, sejumlah barang yang mengalami kenaikan, harga Daging Sapi saat ini dibandrol dengan harga Rp95.000 perkilogram yang sebelumnya Rp75.000, untuk Ayam Potong dari Rp40.000 naik menjadi Rp60.000.
Sedang telur ayam ras juga mengalami kenaikan, biasanya per raknya Rp27.000 kini naik menjadi Rp35.000. Begitupun dengan harga sejumlah sayuran, saat ini sayur Kol perkilogramnya Rp6.000 yang sebelumnya Rp3.500, sedang Bawang Merah sebelumnya Rp35.000 naik menjadi Rp43.000.
Arief Abadi