Sebanyak enam petani kader dan 30 penyuluh pertanian dari Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian (BP4K) Kabupaten Luwu Timur akan mengikuti pelatihan teknis budidaya lada dengan konsep ramah lingkungan di Balai Penyuluh Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP3K)Kecamatan Nuha. Pelatihan ini akan digelar selama tiga hari dan akan berakhir Rabu (17/6/15) mendatang.
Pelatihan yang difasilitasi konsultan teknis agriculture A+ CSR Surapati M Senin dan Agussasia ini, merupakan bagian dari Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) Kabupaten Luwu Timur, yang merupakan program dari PT Vale Indonesia. .
Senior General Manager Social Development Program PT Vale Indonesia, Busman Dahlan Shirat mengatakan teknis budidaya lada dengan konsep ramah lingkungan ini digagas untuk menjawab tuntutan dan kondisi perkebunan lada saat ini.
Pengembangan tanaman perkebunan lada memiliki prospek cukup baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat mengingat harga dipasaran untuk komoditas ini cukup tinggi tahun 2015 dengan harga lada kering mencapai Rp150 ribu per kilogram (kg).
“Disisi lain pengembangan komoditas ini masih dihadapkan pada ketersediaan lahan untuk budidaya Karena masuk dalam kawasan hutan lindung dan/atau konservasi. Meskipun di beberapa tempat, kawasan hutan lindung telah berubah menjadi kawasan perkampungan baru atau kawasan budidaya Tak terkecuali wilayah konsesi PT Vale Indonesia yang juga mulai dijarah masyarakat yang hendak melakukan perluasan lahan pertanian dan atau perkebunan,” ujarnya.
Olehnya itu, menurut Busman, perlu ditemukan alternatif pengelolaan perkebunan dengan memperhatikan laju pertumbuhan populasi dengan ketersediaan lahan untuk mendorong ruang gerak ekonomi yang memadai dalam melakukan aktivitas ekonomi.
“Meskipun lada secara ekonomi menjadi tanaman unggulan bagi petani, namun pengembangannya dilakukan secara masif dengan pola lahan berpindah akan berpotensi mengancam kawasan hutan, baik hutan lindung maupun hutan produksi terbatas. Oleh karena itu, perlu dikembangkan model pertanian yang ramah lingkungan, dengan tingkat produktivitas tinggim: ungkapnya.
Koordinator BP3K Towuti, Kesmar SP dalam laporannya mengatakan Kecamatan Towuti adalah salah satu wilayah terdampak operasi PT Vale Indonesia yang juga merupakan produsen utama komoditas lada.
Tanaman lada merupakan tanaman perkebunan yang paling potensial saat ini. Pada tahun 2014 luas tanaman lada di Kecamatan Towuti sudah mencapai 3576 hektar, dengan luas lahan yang produksi 1485.5 hektar dengan tingkat produksi sebesar 7.427,5 ton.
“Kecendrungan petani dalam berbudidaya lada ukuran produktivitas didasarkan atas luasan lahan dengan pola ekstensifikasi, dengan pola ini tanaman yang sudah menghasilkan terabaikan sehingga mudah diserang hama dan penyakit,” ujar Kesmar.
Menurutnya, pembenahan lahan yang tidak ramah lingkungan berkonstribusi meningkatnya serangan hama dan penyakit. Aplikasi pemupukan yang benar, Jenis pupuk sesuai kebutuhan tanaman juga menjadi kendala teknis yang dihadapi baik petani petani dan penyuluh, selain itu Pengendalian hama dan penyakit, Hama yang menyerang tanaman lada terbesar adalah penggerek polong (lada muda) penggerek daun, penyakit busuk akar pithoptora dan vusarium sejenis jamur.
Dalam pelatihan ini, selain pembelajaran teknis budidaya,identifikasi kebutuhan tanaman akan pupuk, membuat pupuk sendiri, pengendalian hama dan penyakit, pelatihan ini juga memperkenalkan metode penyuluhan yang efektif melalui konsep pembelajaran orang dewasa.