Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyebutkan operasi pertambangan nikel milik PT Vale Indonesia di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur berada pada posisi kelas satu jika dibandingkan dengan beberapa pertambangan nikel lainnya yang ada di Indonesia.
“Operasi pertambangan di Sorowako kelas satu yang sudah saya lihat. Kita tahu banyak penambang nikel di Indonesia, tapi jarang saya lihat penanganan lingkungan seimpresif dan sebaik di PT Vale.” Ujar Airlangga saat melakukan kunjungan pada 10 sampai 11 Februari 2023 lalu. Kunjungan itu dilakukan bersama dengan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, serta Ketua dan Anggota Komisi VII DPR RI.
Untuk itu, dia menyebut PT Vale bisa menjadi brand ambassador alias percontohan bagi penambang nikel di Indonesia yang menerapkan good mining practices.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan didampingi CEO Febriani Eddy, CFO Bernardus Irmanto, COO Abu Ashar, CTO Jinan Syakir, dan para leaders. Mereka menikmati pemandangan Danau Matano, menanam pohon di Nursery, melihat Taman Kehati, serta mengunjungi area penambangan dan reklamasi tambang di Solia Hill.
Menurut Airlangga, PT Vale punya pengalaman dan keseriusan dalam menjalankan operasi yang berfokus pada Environmental, Social and Governance (ESG).
“Terbukti PT Vale mampu menjadi katalisator ambassador menggandeng investor kelas dunia, seperti Xinhai, Tisco, Huayou, dan Ford untuk berbisnis di Indonesia,” katanya.
Dia menambahkan, PT Vale memiliki andil besar dalam memajukan ekonomi Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Airlangga berharap, apa yang telah dijalankan PT Vale dapat direplikasikan di Blok Bahodopi dan Blok Pomalaa.
“Tiga pemerintah daerah ini, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, wajib hukumnya mendukung PT Vale,” jelasnya.
Senada dengan Airlangga, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap, penambangan dan pengolahaan nikel PT Vale di Blok Sorowako dapat menjadi tolok ukur bagi perusahaan lainnya.
“Tata kelola di sini bisa dikategorikan best mining practices dan menjadi sumber pendapatan asli daerah,” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan PT Vale dalam mengembangkan sumber daya masyarakat lokal sudah tidak diragukan lagi.
Agus menyatakan, selama puluhan tahun PT Vale sukses membangun infrakstruktur, mengembangkan potensi masyarakat untuk bergabung bekerja di PT Vale.
“Komitmen perusahaan untuk memberdayakan usaha kecil maupun menengah masyarakat patut diapresiasi. Saya kira kontribusi perusahaan untuk masyarakat Luwu Timur cukup besar.
Sekarang dengan proyek pengembangan di (Blok Bahodopi) Morowali dan (Blok) Pomalaa, kami yakin PT Vale mampu membantu meningkatkan perekonomian nasional,” jelasnya.
Sementara, CEO PT Vale, Febriani Eddy kepada Menko Perekonomian dan rombongan menyatakan, praktik yang dilakukan di Blok Sorowako akan diterapkan juga di Blok Bahodopi dan Blok Pomalaa.
“Seperti Danau Matano yang Bapak lihat tadi, itu hasil limpasan tambang dan bisa dilihat sendiri bagaimana kami menjaga kualitas air,”
“Kami berkomitmen penuh dengan praktek pertambangan berkelanjutan dan proyek pengembangan kami akan sama baiknya atau lebih dari yang ada di sini (Sorowako),” tuturnya.
Sebelum kunjungan ke Blok Sorowako, Menko Perekonomian beserta rombongan menghadiri groundbreaking Indonesia Growth Project (IGP) Morowali yang dikerjakan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Ini groundbreaking ke dua, setelah sebelumnya di Blok Pomalaa.