Entah apa yang melatar belakangi, sejumlah siswa di SMA Negeri 1 Palopo menggelar mimbar bebas untuk menolak seorang siswa pindahan yang baru masuk di sekolah tersebut, Rabu (26/10/16) siang tadi.
Dalam aksinya, para siswa yang melakukan aksi menggotong spanduk bertuliskan ‘Ini Sekolah Favorit atau Pembuangan?’ juga tulisan ‘Kami Tolak Siswa Yang Tidak Naik Kelas!’
Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Akram Risa, harus turun tangan untuk menemui langsung para siswa yang melakukan aksi. Dalam tuntutannya, mereka mendesak pihak SMA Negeri 1 Palopo untuk menolak seorang siswa pindahan yang baru diterima di sekolah itu.
“Memang benar, ada aksi yang dilakukan siswa, kami sedang mempelajari tuntutan para siswa ini,” ujar Akram.
Meski begitu, dia menduga jika aksi ini besar kemungkinan ditunggangi oleh kepentingan lain. Sayangnya, Akram tidak merincikan lebih lanjut dugaannya itu.
“Besar kemungkinan aksi itu memang ditunggangi, tetapi masih kami pelajari, dalang dari aksi itu juga sudah kami kantongi dan akan kami komunikasikan dengan kepala sekolah,” tegasnya.
Menurutnya, aksi seperti itu seharusnya tidak terjadi, sepanjang proses pemindahan siswa sudah sesuai dengan prosedur. “Kami menyayangkan adanya aksi ini, dunia pendidikan di Palopo prestasinya sudah menasional, sehingga dengan adanya tindakan-tindakan seperti ini bisa mencoreng nama baik dunia pendidikan di Palopo,” ungkap Akram.
Sementara itu, Muharram, orang tua siswa yang ditolak di SMA 1 Palopo, mengaku sangat kecewa dengan adanya aksi penolakan anaknya untuk bersekolah. Dia bahkan meyakini, ada oknum guru yang sengaja memprovokatori siswa untuk melakukan aksi penolakan itu.
“Tidak mungkin murni dilakukan oleh siswa, pasti ada aktor intelektual yang mensetting hal ini,” ujar Muharram.
Muharram menambahkan, bahwa anaknya dipindahkan ke SMA Negeri 1 Palopo karena persyaratan secara administrasi, memenuhi kritirea untuk bersekolah di SMA Rujukan yang ada di kota Palopo tersebut.
Dia juga membantah jika adanya disebut tidak naik kelas di sekolah sebelumnya, sehingga mengajukan pindah ke SMA Negeri 1 Palopo.
“Nilainya tuntas semua dan memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal. Kalau dinyatakan tidak naik kelas, silahkan pertanyakan di kepala sekolah asalnya, karena semua berkas administrasi tidak ada yang palsu, dan disitu dinyatakan naik ke kelas XII,” ucap Muharram.
Muharram yang merupakan Asisten Engineer pada PLN area Palopo sangat menyanyangkan adanya keinginan segelintir oknum guru dalam menghalangi anaknya mengenyam pendidikan.
“Seharusnya guru itu mendorong anak untuk belajar, bukan malah menghalangi anak yang punya keinginan untuk belajar. Apalagi kalau ada oknum guru yang mempropaganda guru lain, terlebih kepada siswa,” ungkapnya kecewa.
Meski begitu, dia mengaku siap untuk mencarikan sekolah lain kepada putranya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Palopo, Esman belum berhasil dikonfirmasi terkait adanya penolakan siswa terhadap adanya seorang siswa pindahan itu. Esman saat ini sedang berada di Kota Makassar dalam rangka mengonsultasikan kasus ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.