Sejumlah tokoh masyarakat Luwu Timur menolak tegas perubahan nama Bandar Udara (Badara) Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang oleh Kementerian Perhubungan RI sesuai dengan usulan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
Penolakan itu disampaikan karena menilai penggunaan nama “Andalan” dan “Datuk Patimang” dianggap tidak mencirikan kearifan lokal masyaraat Luwu Timur.
Anggota DPRD Sulawesi Selatan yang juga merupakan mantan Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma menilai perubahan nama Bandara Sorowako seharusnya menggunakan nama tokoh atau nama tempat yang identik dengan Luwu Timur.
“Saya rasa ini tidak elok, kenapa nama bandara bukan diambil dari nama tokoh yang berasal dari Luwu Timur,” ungkap Hatta kecewa.
Dia menilai, nama Andalan Datuk Patimang yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi sangat tidak tepat, sehingga dia mengaku akan memprotes perubahan nama bandar aini ke Kementerian Perhubungan RI.
Protes yang sama juga disampaikan oleh Ketua Kerukunan Wawania Asli Sorowako (KWAS), Andi Baso Makmur yang memprotes keputusan Pemprov Sulsel terkait penggantian nama yang dianggap tidak mengandung unsur kearifan lokal.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah mengusulkan dua nama sebagai pengganti nama Bandara Sorowako, yakni Bandara Matano Sorowako dan Bandara Batara Guru.
Namun, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan justru mengusulkan nama Bandara Andalan Datuk Patimang sebagai pengganti nama bandara berkode SQR itu.
Nama “Andalan” merupakan akronim dari nama Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Dikutip dari Kantor Berita Antara, akronim ini sudah digunakan sejak 2018, selanjutnya terus digunakan untuk menjadi tujuan dalam setiap pembangunan dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel dalam masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Sulsel sejak 2022.
Sementara Datuk Patimang atau juga dikenal dengan nama Datuk Sulaiman bergelar sebagai Khatib Sulung yang merupakan ulama dari Minangkabau, yang menyebarkan Islam ke Kerajaan Luwu pada tahun 1593. Namun, nama Datuk Patimang ini dianggap lebih identik sebagai tokoh dari Luwu Utara ketimbang dari Luwu Timur.
Informasi yang dihimpun, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman akan meresmikan penggunaan nama baru Bandara Sorowako itu pada 1 September 2023 mendatang.
Untuk diketahui, Bandara Sorowako resmi diserahkan pengelolaan dari PT Vale Indonesia ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak Mei 2022 lalu.
Sesuai data Otoritas Bandar Udara Wilayah V Kelas 1 Kota Makassar, Bandara Sorowako memiliki runway selebar 30 meter dan memilikipanang 1.130 meter.