Peringati Hari Peduli Sampah, Mahasiswa KKNT UNCP Gelar Bakti Sosial di Tomoni

Redaksi
Redaksi
Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) yang bertugas di Kecamatan Tomoni menggelar aksi bakti sosial (Sumber: uncp.ac.id)

Rabu pagi yang mendung tak menghalangi langkah puluhan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) di Kecamatan Tomoni. Dengan sapu, karung, dan semangat yang menyala, mereka bergerak menyusuri jalan utama, pasar, hingga permukiman warga, membersihkan tumpukan sampah yang selama ini terabaikan.

Aksi ini bukan sekadar rutinitas bakti sosial belaka, melainkan gerakan untuk menyampaikan sebuah pesan: lingkungan bersih adalah tanggung jawab bersama.

Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional ini melibatkan banyak pihak. Tak hanya mahasiswa, pemerintah kecamatan dan desa, Karang Taruna, kelompok pecinta alam, pemadam kebakaran, serta masyarakat setempat turut serta dalam gerakan ini.

Bahu-membahu, mereka menyapu debu dan mengangkat plastik yang berserakan, bukti nyata bahwa gotong royong masih hidup di tengah masyarakat.

Koordinator KKNT UNCP Tomoni, Rico Farel Dondi, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar seremoni tahunan. “Kami ingin mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sampah bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi kita semua,” ujarnya.

Menurutnya, gerakan ini sebagai bagian dari edukasi kepada warga soal pemilahan sampah organik dan anorganik juga menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif.

Dua dosen pembimbing lapangan KKNT, Muhammad Hasby mengapresiasi inisiatif para mahasiswa. “Kegiatan ini membuktikan bahwa anak muda masih peduli terhadap lingkungan sekitarnya,” kata Hasby.

Tak berhenti di situ, para mahasiswa juga membagikan tempat sampah kepada warga sebagai langkah konkret dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan. Harapannya, gerakan ini bukan sekadar acara seremonial tahunan, melainkan menjadi budaya yang melekat di masyarakat Tomoni.

Share This Article