Wakil ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPRD) Luwu Timur, Aris Situmorang mengajak masyarakat khususnya para petani untuk bertani dengan konsep System of Rice Intensification (SRI) Organik dengan memuliakan alam agar terjadi keseimbangan ekosistem.
Menurutnya, Lokakarya ini diselenggarakan untuk mengkaji pengalaman para petani yang sudah menerapkan prinsip pertanian SRI Organik dan merumuskan hasil pengalaman untuk dijadikan budaya dalam berbudidaya tani. Hal ini disampaikan Aris pada acara Lokakarya di desa Sumber Makmur, Kalaena Kiri, Rabu (9/11) kemarin.
“Ketika pola konvensional mengandalkan pestisida kimia sebagai satu-satunya alat pengendali hama, input itu justru mematikan musuh alami dalam ekosistem sawah yang semestinya berperan sebagai predator serangga,” ungkap legislator partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Dengan konsep ini, kata Aris, juga dapat mengembalikan kearifan lokal, menumbuhkan nilai gotong-royong antar anggota kelompok tani, dan mewujudkan kemandirian terlebih lagi dengan produk organik yang dihasilkan akan mewujudkan Luwu Timur terkemuka. “Lokakarya ini dilaksanakan selama satu hari,” tambah Aris.
Sementara itu, Asisten II Luwu Timur, Abriansyah memberikan apresiasi kepada Akar sebagai mitra yang dibangun bersama dengan pemerintah daerah dan PT Vale Indonesia. Dengan Kemitraan ini membuka peluang bagi petani untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan teknis Pola budidaya padi SRI Organik ini.
Ia juga meminta Tim Koordinasi Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) agar tidak mati suri. “Sangat disayangkan kemitraan yang menjadi benchmark oleh kementrian desa dan ESDM ini tidak berlanjut. Program PTPM merupakan pola kemitraan strategis yang diinisiasi bersama oleh Pemerintah dan PT Vale,” ungkapnya.