Pemerintah Kota Palopo menggelar pasar murah untuk mengendalikan harga barang di pasaran jelang bulan suci ramadhan. Sayangnya, pasar murah yang digelar di Lapangan Gaspa Palopo, Rabu (25/6/140 pagi itu justru lebih banyak dikunjungi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibanding masyarakat miskin yang menjadi sasaran pelaksanaan pasar murah.
Pantauan luwuraya.com, para ibu-ibu PNS itu menggunakan sejumlah trik dalam memborong barang-barang yang dijual di pasar murah itu. Ada yang membeli langsung barang dijual di pasar murah itu masih lengkap dengan seragam PNS mereka, ada pula yang meminta warga lain sebagai joki untuk membeli barang kemudian dikumpulkan menjadi satu.
Bahkan, ada pula PNS yang sengaja menggunakan pakaian biasa, agar terlihat seperti masyarakat biasa kemudian membeli barang-barang yang disediakan di pasar murah tersebut.
Pasar murah yang digelar oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Kota Palopo ini menjual sejumlah kebutuhan pokok, seperti tepung terigu, gula pasir, minyak goring curah, sirup, susu kaleng. Harga yang dijual pada pasar murah ini relatif lebih murah dibanding dengan harga pasaran yang ada.
Seperti misalnya tepung terigu yang dijual seharga Rp7.000 per kilogramnya, padahal dipasaran harganya mencapai Rp10 ribu. Begitu juga dengan susu kaleng yang dijual seharga Rp11 ribu per kaleng, sementara dipasaran harganya mencapai Rp15 ribu.
Wakil Wali Kota Palopo, Ahmad Syarifuddin mengatakan pasar murah ini digelar untuk mengantisipasi melonjaknya harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci ramadhan.
“Kami sengaja untuk menggelar pasar murah ini untuk mengurangi beban warga miskin yang ada di Palopo agar bisa membeli kebutuhan pokok mereka dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.
Dia menyebutkan, harga barang yang ditetapkan pada pasar murah ini memang jauh lebih murah dari harga pasaran yang ada. “Harganya lumayan, mencapai 20 persen lebih murah, sehingga perbedaan harga ini sangat terasa bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Fatimah (39) warga Jl Ahmad Razak Palopo mengaku jika pasar murah yang digelar Pemerintah Kota Palopo ini kurang disosialisasikan kepada masyarakat, terutama kepada warga miskin di Kota Palopo.
“Saya tidak tahu kalau ada pasar murah, kebetulan ketika akan ke rumah sakit saya melintas di Lapangan Gaspa dan melihat kegiatan ini, tetapi saya tidak bisa singgah karena harus berobat ke rumah sakit terlebih dahulu,” ujarnya seraya mengaku sangat membutuhkan barang-barang yang dijual di pasar murah itu untuk kebutuhan menjelang bulan suci ramadhan.