Sekertaris Daerah (Setda) Luwu Timur, Bahri Suli mengaku belum mendapatkan informasi terkait adanya dua warga Kabupaten Luwu Timur yang saat ini disandera oleh kelompok yang mengaku Abu Sayyaf di Filipina.
Menurutnya, dirinya akan menyampaikan hal ini kepimpinan (Bupati) dan melakukan kordinasi untuk memutuskan langkah apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
“Saya belum tahu soal adanya warga Lutim yang disandera itu, mungkin Bupati sudah tahu, pastinya kita akan terlebih dahulu berkordinasi sebelum memutuskan,” ungkapnya.
Fitriani, tante Rinaldi yang dikonfirmasi membenarkan adanya informasi tentang penyanderaan tersebut. “Iya informasi itu kami dapat dari rekan Rinaldi sendiri di Makassar,” ungkapnya.
Dirinya berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) dapat memberikan bantuan terkait adanya dua warga Luwu Timur yang saat ini disandera di Filipina.
“Saya berharap agar masyarakat dapat membantu dalam hal ini menggalang dana. Pemerintah Daerah juga kami harapkan bisa membantu karena mereka (kelompok yang mengaku Abu Sayyaf) meminta tebusan Rp15 miliar,” ungkap Fitriani.
kelompok yang mengaku Abu Sayyaf di Filipina itu telah menyandera 10 awak kapal.
Dua diantaranya warga asal Kabupaten Luwu Timur yakni Wawan Saputra, tempat dan tanggal lahir, Palopo 30 Desember 1993, agama islam, jalan Ahmad yani RT 01 kelurahan Puncak indah kecamatan Malili.
Dan, Rinaldi, tempat dan tanggal lahir, wotu 26 April 1991, agama islam dan saat ini tinggal di jalan Tinumbu LR 132 2/12 RT. 03/06 Makassar.
Disadur dari sejumlah media nasional, dua kapal Indonesia yang disandera yakni kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, telah dibajak kelompok yang mengaku Abu Sayyaf di Filipina.
Kedua kapal itu membawa 7.000 ton batubara dan 10 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
“Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, lewat pernyataan tertulisnya, Selasa (29/03/16).