Wawan Saputra (23) salah seorang dari 10 Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 yang disandera oleh kelompok yang mengatasnamakan Abu Sayyaf di Filipina.
Menurut paman Wawan yakni Muslimin, pihak perusahaan telah menghubungi, Mansur Halide, orang tua korban (Wawan). Dalam percakapan itu, Rabu 30 Maret sekitar pukul 08.00 wita pagi tadi, pihak perusahaan meneruskan pesan yang telah disampaikan oleh putranya.
“Wawan telah menghubungi perusahaan untuk meminta kepada keluarga agar tidak risau karena mereka telah diberlakukan dengan baik disana,” ungkap Muslimin yang mengaku mendengar langsung percakapan itu.
Muslimin menceritakan, sejak dirinya mendengarkan kabar kalau keponakannya dalam keadaan baik – baik saja namun rasa cemas pun masih terus menghantui diri dan keluarganya.
“Iye, kami keluarga masih cemas karena mereka belum diketahui tempat dimana mereka disandera,” ungkap Muslimin yang ditemui dikediamannya, di desa Puncak Indah, kecamatan Malili, Rabu (30/3/16).
Dirinya pun berharap agar Pemerintah Indonesia dapat berupaya bagaimana 10 ABK tersebut dapat kembali dengan selamat ke Indonesia tanpa memilih agama atau suku.
“Kami sekeluarga juga berterima kasih kepada Pemerintah Daerah (Pemda) karena masih ada upaya keprihatinan terhadap keluarga korban,” ungkap Muslimin yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) Fajar Indah, Desa Puncak Indah.
Sebenarnya, kata Muslimin, pada bulan April 2016 ini, keponakannya itu berniat akan melanjutkan studi pelayarannya usai berlabuh di Filipina.
“Niatnya memang besar di pelayaran. Sejak kecil hingga dewasa Wawan sudah bersama – sama dengan saya, domisilinya juga masih tercatat di Malili,” ungkapnya.
Harapan yang sama juga disampaikan, Amiruddin, ayah kandung Rinaldi di Kecamatan Wotu. Dirinya juga berharap agar pemerintah dapat menyelamatkan 10 ABK yang saat ini disandera.
“Keluarga selalu berdoa, mudah – mudahan pemerintah dapat membebaskan 10 ABK yang ada di Filipina,” ungkap Amiruddin.
Sebelumnya, sejumlah media nasional mengabarkan adanya dua kapal Indonesia yang dibajak oleh kelompok yang mengaku Abu Sayyaf di Filipina.
Dua kapal tersebut yakni kapal tugboat Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12. Kedua kapal itu telah membawa 7.000 ton batubara dan 10 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.